Tuesday, April 22, 2014
Explore »
home»
agar
»
belt
»
beri
»
khusus
»
mudah
»
perhatian
»
putus
»
tidak
»
timing
»
Beri Perhatian Khusus agar Timing Belt Tidak Mudah Putus
Dampak yang kita alami akibat timing belt putus sangat tidak mengenakkan. Jika kondisi itu terjadi ketika mobil tengah kita kendarai di perjalanan, sudah pasti mobil mogok dan tak bisa kita gunakan untuk melanjutkan perjalanan. Bukan apa-apa. Bisa dibilang bahwa komponen inilah yang berperan besar menentukan kerja mesin dengan memutar camshaft yang mengatur kapan saatnya katup membuka dan menutup selaras dengan naik turunnya piston.
Bukan tak mungkin putusnya timing belt membuat mesin harus di-overhaul akibat kerusakan-kerusakan pada katup (bengkok atau patah) akibat tertabrak piston.
Timing belt putus memang bisa bikin ruwet. Padahal, perawatannya sederhana. Sebagian besar kerusakan timing belt dipengaruhi oleh faktor usia. Sisanya, disebabkan terjadinya kesalahan saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu keras atau kendor, mempengaruhi daya tahan timing belt saat menjalankan tugasnya.
Sebelum ancaman-ancaman buruk akibat putusnya timing belt itu menimpa kita, berilah perhatian khusus:
Pertama, percayakan penggantian rutin timing belt pada bengkel resmi. Untuk mobil-mobil dengan bahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km. Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000 km. Bila mobil sering mengalami kemacetan dan membawa beban berat, sebaiknya waktu penggantian dilakukan lebih cepat dari angka-angka km yang disebutkan di atas.
Kelebihan lain bila melakukan penggantian timing belt di bengkel resmi adalah karena
pemasangan timing belt tidak boleh sembarangan. Pemasangan timing belt harus sesuai standar. Nah, mekanik bengkel resmi lebih bisa kita percaya dalam memastikan ketepatan pemasangan komponen ini pada masing-masing mesin mobil.
Kedua, perhatian khusus terhadap timing belt juga dapat kita lakukan dengan memeriksa ada tidaknya kebocoran oli mesin pada seal oli yang terdapat di crankshaft atau camshatf. Sebab, bila oli bocor dan mengenai timing belt, komponen ini akan cepat getas sehingga mudah putus. (Source : AstraWorld)
Beri Perhatian Khusus agar Timing Belt Tidak Mudah Putus
Bukan tak mungkin putusnya timing belt membuat mesin harus di-overhaul akibat kerusakan-kerusakan pada katup (bengkok atau patah) akibat tertabrak piston.
Timing belt putus memang bisa bikin ruwet. Padahal, perawatannya sederhana. Sebagian besar kerusakan timing belt dipengaruhi oleh faktor usia. Sisanya, disebabkan terjadinya kesalahan saat pemasangan. Pemasangan yang terlalu keras atau kendor, mempengaruhi daya tahan timing belt saat menjalankan tugasnya.
Sebelum ancaman-ancaman buruk akibat putusnya timing belt itu menimpa kita, berilah perhatian khusus:
Pertama, percayakan penggantian rutin timing belt pada bengkel resmi. Untuk mobil-mobil dengan bahan bakar bensin, penggantian bisa dilakukan setiap 40.000 sampai 60.000 km. Sementara untuk diesel, biasanya bisa dilakukan setiap 100.000 km. Bila mobil sering mengalami kemacetan dan membawa beban berat, sebaiknya waktu penggantian dilakukan lebih cepat dari angka-angka km yang disebutkan di atas.
Kelebihan lain bila melakukan penggantian timing belt di bengkel resmi adalah karena
pemasangan timing belt tidak boleh sembarangan. Pemasangan timing belt harus sesuai standar. Nah, mekanik bengkel resmi lebih bisa kita percaya dalam memastikan ketepatan pemasangan komponen ini pada masing-masing mesin mobil.
Kedua, perhatian khusus terhadap timing belt juga dapat kita lakukan dengan memeriksa ada tidaknya kebocoran oli mesin pada seal oli yang terdapat di crankshaft atau camshatf. Sebab, bila oli bocor dan mengenai timing belt, komponen ini akan cepat getas sehingga mudah putus. (Source : AstraWorld)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.