Monday, April 21, 2014
Explore »
home»
booster
»
masalah
»
mendeteksi
»
pada
»
rem
»
Mendeteksi masalah pada booster rem
Menginjak pedal rem mestinya tak perlu mengeluarkan tenaga besar. Dengan sedikit tekanan saja cukup membuat pedal rem tertekan dan laju kendaraan terkontrol. Saat ngerem, pedal terasa ringan. Pedal rem yang terasa ringan memang diciptakan demi kenyamanan dalam berkendara.
Maka, kita akan sangat terganggu bila pedal rem keras. Seperti yang dialami Tripinto Laksono, pengendara yang tinggal di kawasan Jakarta ini. Pengendara Kijang tahun 1992 ini mengaku, meskipun rem mobilnya pakem (mencengkeram dengan kuat), namun pedalnya sering terasa keras saat diinjak. “Sesekali soft, tapi lebih sering keras,” katanya melalui email.
Tips tentang rem yang pernah online com sudah ia terapkan. Selain itu, master rem sudah ia ganti. Kanvas rem pun baru dan masih tebal. Tapi, ternyata masalah ini tetap belum terselesaikan. “Apa karena booster remnya?”
Memang, kasus seputar rem mau tak mau akan melibatkan komponen yang bernama booster rem, one way valve, mungkin juga pada mesin. Termasuk masalah pedal rem keras. Diantara komponen-komponen tersebut, kemungkinan besar masalah pedal rem keras dipicu oleh kerusakan pada booster rem. Sebab, booster rem memang dikonstruksikan untuk membuat pedal rem ringan.
Untuk mendeteksi rusak tidaknya booster rem, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).
Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).
Hidupkan mesin.
Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem).
Kemudian matikan mesin.
Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali.
Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan sumber masalahnya adalah booster rem. Nah, bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel.
Sebab, untuk menanganinya minimal booster rem harus diganti. Bahkan, mungkin juga harus dengan overhaul. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri.
Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda sesuai dengan langkah-langkah diatas dan tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja kerusakan sebenarnya terjadi di pemasangan one way valve, atau pada kevacuman. Untuk bahasan ini, tunggu ulasan tips and tricks edisi berikutnya. (Source : AstraWorld)
Mendeteksi masalah pada booster rem
Maka, kita akan sangat terganggu bila pedal rem keras. Seperti yang dialami Tripinto Laksono, pengendara yang tinggal di kawasan Jakarta ini. Pengendara Kijang tahun 1992 ini mengaku, meskipun rem mobilnya pakem (mencengkeram dengan kuat), namun pedalnya sering terasa keras saat diinjak. “Sesekali soft, tapi lebih sering keras,” katanya melalui email.
Tips tentang rem yang pernah online com sudah ia terapkan. Selain itu, master rem sudah ia ganti. Kanvas rem pun baru dan masih tebal. Tapi, ternyata masalah ini tetap belum terselesaikan. “Apa karena booster remnya?”
Memang, kasus seputar rem mau tak mau akan melibatkan komponen yang bernama booster rem, one way valve, mungkin juga pada mesin. Termasuk masalah pedal rem keras. Diantara komponen-komponen tersebut, kemungkinan besar masalah pedal rem keras dipicu oleh kerusakan pada booster rem. Sebab, booster rem memang dikonstruksikan untuk membuat pedal rem ringan.
Untuk mendeteksi rusak tidaknya booster rem, lakukanlah langkah-langkah berikut:
Putar kunci kontak pada posisi OFF (mesin mati).
Kocok (tekan-lepas) pedal rem secara berulang untuk mendapatkan posisi pedal rem tertinggi (kaki tetap menekan pedal rem).
Hidupkan mesin.
Pada saat mesin sudah hidup, pedal rem akan turun dengan sendirinya (posisi kaki tetap menekan pedal rem).
Kemudian matikan mesin.
Pada saat mesin mati, maka pedal rem harus tetap posisi pada terbawah, dan pedal akan naik apabila Anda melakukan pengocokan kembali.
Bila hasil pengujian ternyata tidak sesuai dengan langkah-langkah di atas, ada kemungkinan sumber masalahnya adalah booster rem. Nah, bila terbukti bahwa booster rem bermasalah, untuk mengatasinya Anda harus membawa mobil Anda ke bengkel.
Sebab, untuk menanganinya minimal booster rem harus diganti. Bahkan, mungkin juga harus dengan overhaul. Untuk dua hal ini, tentu saja sebaiknya jangan Anda lakukan sendiri.
Lalu, bagaimana bila hasil pendeteksian Anda sesuai dengan langkah-langkah diatas dan tidak menunjukkan kerusakan di booster rem? Mungkin saja kerusakan sebenarnya terjadi di pemasangan one way valve, atau pada kevacuman. Untuk bahasan ini, tunggu ulasan tips and tricks edisi berikutnya. (Source : AstraWorld)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.